MEDIA MATARAKYATNEWS || Kisruh di tubuh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Organisasi Papua Merdeka (OPM) mencapai klimaks. Juru Bicara OPM, Sebby Sambom, pada Jumat, (6/6/2025) menyampaikan pernyataan tegas kepada Egianus Kogoya bahwa saat ini operasi perang yang di lakukan Egianus diJayawiya Pegunungan tanpa Komando dari Markas Pusat.
Sebby menyebut telah menerima laporan dari Komandan Operasi Kodap III Ndugama Derakma, Perek Jelas Kogoya, serta Wakil Komandan Operasi melalui pesan video dan telepon pada 5 dan 6 Juni 2025.
Dalam isi laporan tersebut bahwa mereka menolak langkah Egianus memulai perang di Wamena tanpa menyelesaikan konflik internal terlebih dahulu, terutama menyangkut pembebasan pilot yang dilakukan tanpa konsensus bersama.
“Kami ditipu. Pilot diserahkan dengan janji uang Rp25 miliar dan iming-iming kemerdekaan Papua. Tapi semua bohong. Itu kesepakatan sepihak antara Egianus dan keluarga Edison Gwijangge,” kata Sebby menyampaikan keluhan dari pihak Ndugama dikutip Galeri Papua”.
Lanjut dikatakan Sebby bahwa keputusan untuk menyerahkan pilot kepada pihak musuh adalah kesalahan besar. Bahkan, menurut Sebby, hal tersebut telah menurunkan kredibilitas TPNPB di mata media internasional.
“Sekarang media-media kredibel tidak mau wawancara lagi. Mereka anggap kita tidak konsisten. Janji kemerdekaan, tapi serahkan pilot ke musuh. Itu bukan harga pejuang, itu harga murahan,” ujarnya.
Ditegaskan kembali oleh Sebby Sambom bahwa hanya Manajemen Markas Pusat yang berwenang mengumumkan pernyataan perang, bukan Egianus secara sepihak.
“Jangan terbalik-balik. Bukan Egianus yang umumkan perang. Itu hak Manajemen Markas Pusat dan akan dibacakan Komandan Operasi Mayjen Lekagak Telenggen,” tegas Sebby.
Jubir KKB OPM Sebby Sambom juga mengungkapkan bahwa tindakan Egianus Kogoya adalah bentuk frustrasi pribadi.
“Kalau karena emosi pribadi lalu main perang, itu bukan cara pejuang. Itu seperti anak kecil,” ucapnya”.
Sebby kemudian meminta seluruh komandan dan pasukan untuk kembali pada koordinasi resmi markas pusat, termasuk Egianus Kogoya.
“Kogoya harus angkat kaki dari Wamena. Kembali ke honai perang di Ndugama, minta maaf, dan evaluasi. Setelah itu, kita baru bisa bicara soal perang,” pungkas Sambom”.
RED-MATARAKYATNEWS
Editor : Ferdi