MEDIA MATARAKYATNEWS || Nabire, Papua Tengah – Pemerintah Kabupaten Nabire melalui Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Nabire menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Penanggulangan HIV-AIDS dan Infeksi Menular Seksual (IMS) yang berlangsung di Aula Sekretariat Daerah Kabupaten Nabire. Rabu, (29/10/2025).
Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Wakil Bupati Nabire, Burhanudin Pawennari, mewakili Bupati Nabire, dan dihadiri oleh Ketua KPA Provinsi Papua Tengah, Freny Anouw, S.I.P., Sekretaris Daerah Kabupaten Nabire, para Asisten, Staf Ahli, serta pimpinan OPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Nabire.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Burhanudin Pawennari menegaskan bahwa penanggulangan HIV-AIDS menjadi perhatian serius pemerintah daerah. Hal ini mengingat Kabupaten Nabire menempati posisi tertinggi kasus HIV-AIDS di Provinsi Papua Tengah bahkan secara nasional.
“Angka pengidap HIV di Kabupaten Nabire terus meningkat. Berdasarkan data terakhir, jumlah kasus telah mencapai 10.705 orang, menjadikan Nabire sebagai kabupaten dengan kasus tertinggi di Papua Tengah. Ini adalah ancaman serius yang harus kita tangani bersama,” ujar Burhanudin.
Ia menambahkan bahwa Rakor tersebut bertujuan untuk:
1. Menyatukan persepsi dan langkah strategis dalam menekan angka penularan HIV-AIDS dan IMS di Kabupaten Nabire.
2. Memperkuat kolaborasi antara pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, dunia pendidikan, dan komunitas masyarakat di Nabire dan Papua Tengah.
3. Menemukan solusi konkret terhadap kendala di lapangan, termasuk ketersediaan obat ARV, edukasi masyarakat, serta perlindungan bagi kelompok rentan.
Sementara itu, Ketua KPA Provinsi Papua Tengah, Freny Anouw, S.I.P., menjelaskan bahwa total kasus HIV-AIDS di wilayah Papua Tengah hingga triwulan pertama tahun 2025 telah mencapai 23.188 kasus yang tersebar di delapan kabupaten. Dua daerah dengan angka tertinggi adalah Kabupaten Nabire (10.705 kasus) dan Kabupaten Mimika (8.021 kasus).
Sebagai langkah pencegahan sejak dini, Freny mengungkapkan bahwa KPA Provinsi akan meluncurkan modul pembelajaran tentang bahaya HIV-AIDS di sekolah-sekolah agar edukasi bisa menjangkau generasi muda.
Dalam forum Rakor, KPA Kabupaten Nabire turut memaparkan strategi utama daerah dalam menekan laju penyebaran HIV-AIDS dan IMS, meliputi:
Pencegahan berbasis komunitas, termasuk edukasi remaja dan deteksi dini pada populasi kunci, Skrining ibu hamil (EMTCT) untuk memastikan seluruh ibu hamil menjalani tes HIV dan bayi mendapat profilaksis, Layanan Tes dan Temukan (VCT/PITC) di fasilitas kesehatan pemerintah maupun swasta, Terapi ARV dan monitoring viral load secara rutin.
Dukungan sosial serta konseling bagi Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) agar tetap produktif dan bermartabat.
Wakil Bupati Burhanudin Pawennari menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk mendukung penuh program KPA, baik melalui kebijakan, dukungan anggaran, maupun peningkatan pelayanan kesehatan yang humanis dan bebas diskriminasi.
“ODHA bukan untuk dijauhi, tetapi untuk didampingi dan dikuatkan agar tetap hidup produktif di tengah masyarakat. Mari jadikan Rakor ini momentum memperkuat sinergitas menuju Nabire bebas stigma, bebas diskriminasi, dan menuju nol kasus baru HIV-AIDS,” tutupnya.
Kegiatan Rakor Penanggulangan HIV-AIDS dan IMS ini dijadwalkan berlangsung selama dua hari, melibatkan unsur pemerintah, tenaga kesehatan, tokoh masyarakat, dan organisasi sosial sebagai wujud kolaborasi lintas sektor dalam menekan angka penularan HIV-AIDS di Kabupaten Nabire.
RED-MATARAKYATNEWS
JN. Ngangalo








