MEDIA MATARAKYATNEWS || Nabire, Papua Tengah – Kasus penganiayaan berat terhadap satpam SMP Negeri 2 Nabire pada Senin (17/11/2025) dini hari kini memasuki penyelidikan intensif.
Kapolres Nabire AKBP Samuel D Tatiratu. SIK., melalui oleh Kasat Reskrim Polres Nabire, Iptu Habibi Cendrawasih Solosa, S.Tr.K., S.I.K., saat diwawancarai . Ia menjelaskan kronologi, temuan CCTV, luka korban, dan langkah penyelidikan yang sedang berjalan.
Kasat Reskrim membuka penjelasan dengan menceritakan respon awal aparat terhadap laporan masyarakat.
“Sekitar pukul 04.00 WIT, piket kami menerima laporan terkait dugaan penganiayaan di SMP Negeri 2 Nabire. Kami langsung turunkan tim piket Reskrim bersama unit identifikasi dan piket penjagaan,” jelasnya.
Saat tim tiba di lokasi, korban bernama MT, satpam sekolah, telah mengalami luka parah dan segera dilarikan ke RSUD Nabire.
“Prioritas pertama adalah menyelamatkan nyawa korban. Setelah korban dievakuasi, baru kami kembali ke TKP untuk melakukan olah TKP awal,” ujar Iptu Habibi.
Kasat Reskrim kemudian memaparkan hasil wawancara saksi utama, Elisa Yeimo, yang bertugas bersama korban.
“Saksi tidur di aula sekolah, sedangkan korban berada di pos depan. Pukul 03.30 WIT, saksi mendengar teriakan dari luar. Begitu keluar, korban sudah dalam keadaan terduduk, terluka cukup parah,” ungkapnya.
Saksi berusaha mencari pertolongan dengan menghentikan kendaraan yang melintas, namun tidak ada yang berhenti.
“Korban yang masih sadar sempat meminta ponselnya untuk menelepon polisi. Itu menunjukkan korban mengalami serangan dalam kondisi sangat dekat jaraknya,” jelasnya.
Dalam wawancara tersebut, Kasat Reskrim menegaskan bahwa CCTV sekolah memberikan gambaran jelas mengenai pola aksi pelaku.
“Dari analisa kamera CCTV, kami pastikan pelaku lebih dari dua orang. Satu pelaku berada di luar pagar mengontrol situasi, sementara pelaku lain masuk dan menyerang korban,” terangnya.
Pelaku memotong rantai gembok pagar sekolah selanjutnya Pelaku masuk ke area sekolah dan langsung menyerang korban di pos penjagaan.
“Pelaku menggunakan helm dan jaket, sehingga identitas tidak terlihat. Karena kondisi gelap, CCTV hanya merekam dalam mode hitam putih,” tambahnya.
Kasat Reskrim kemudian menjelaskan kondisi korban berdasarkan laporan medis awal dan observasi di lapangan.
“Korban mengalami banyak luka , terutama di kepala, wajah, bahu, dan tangan. Bahkan satu jari kelingking korban putus akibat sabetan benda tajam,” terangnya.
luka korban meliputi:
• Dua luka menganga di kepala sepanjang 3–10 cm
• Luka potong di hidung
• Tiga luka besar di bahu kanan
• Luka di pergelangan tangan kiri hingga mengakibatkan jari putus
• Luka pada lengan kanan
“Korban mengalami kehilangan darah cukup banyak sehingga sempat tidak sadarkan diri. Saat ini masih dalam perawatan intensif di RSUD Nabire,” jelasnya.
Dalam penyelidikan awal, polisi telah mengamankan:
• Sarung parang kayu diduga milik pelaku
• HP korban
• Potongan rantai pagar sekolah
• Potongan jari korban (diserahkan kepada keluarga)
“Barang bukti ini sangat penting untuk pendalaman identifikasi pelaku. Kami juga cocokkan dengan pola serangan dan luka korban,” kata Kasat Reskrim.
Saat ditanya mengenai potensi motif, Kasat Reskrim Iptu Habibi Cendrawasih Solosa, S.Tr.K., S.I.K, menyebutkan bahwa pihaknya masih membuka dua kemungkinan.
“Kami sedang dalami apakah pelaku punya dendam terhadap korban atau apakah mereka masuk dengan niat melakukan pencurian. Dua-duanya mungkin, tapi belum bisa dipastikan karena korban belum dapat memberi keterangan,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa tidak ada barang korban yang hilang sejauh ini, namun pemeriksaan lanjutan masih dilakukan.
Kasat Reskrim Polres Nabire, Iptu Habibi Cendrawasih Solosa, S.Tr.K., S.I.K,menegaskan bahwa penyelidikan ditangani secara serius dengan melibatkan beberapa unit.
“Kapolres sudah perintahkan pembentukan tim khusus. Kami libatkan Unit Reskrim, Unit Identifikasi, dan tim IT untuk mendalami rekaman CCTV. Semua bukti kami analisa satu per satu,” jelasnya.
Polisi juga menelusuri lingkungan sekitar sekolah dan jalur keluar pelaku setelah kejadian.
“Kami pastikan pelaku keluar melalui jalur yang sama saat masuk. Ada indikasi mereka membawa kendaraan, tapi kami masih cocokan dengan rekaman CCTV luar area sekolah,” tambahnya.
Saat ditanya perkembangan kondisi korban, Kasat Reskrim Polres Nabire, Iptu Habibi Cendrawasih Solosa, S.Tr.K., S.I.K, menjelaskan:
“Korban sudah sadar tetapi belum stabil untuk dimintai keterangan. Tim medis masih fokus menstabilkan kondisi fisik korban. Setelah dokter izinkan, kami akan mengambil keterangan lengkap,” ujarnya.
Keterangan korban diperkirakan menjadi kunci dalam mengungkap motif dan mengenali ciri-ciri pelaku.
Dalam penutup wawancara, Kasat Reskrim Polres Nabire, Iptu Habibi Cendrawasih Solosa, S.Tr.K., S.I.K, menyampaikan imbauan kepada masyarakat.
“Kami minta masyarakat bantu memberikan informasi sekecil apa pun. Polres Nabire berkomitmen menuntaskan kasus ini. Ini tindakan kriminal berat yang membahayakan keamanan masyarakat,” tegasnya.
Ia memastikan bahwa seluruh langkah penyelidikan dilakukan secara profesional dan terukur.
“penyelidikan dilakukan secara profesional dan terukur , Kami akan bekerja sampai pelaku tertangkap,”tutupnya.
RED-MATARAKYATNEWS
JN. Ngangalo













