MEDIA MATARAKYATNEWS || MANADO – Bangsa Indonesia kembali memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang ke-117 tepatnya pada tanggal 20 Mei 2025, pada moment itu Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sulawesi Utara, Fanny Loupatty menyerukan agar Hari Kebangkitan Nasional ke-117 menjadi momentum kebangkitan jurnalisme yang jujur, bertanggung jawab, dan berpihak pada kebenaran.
Fanny Loupatty, akrab disapa Maemossa menegaskan, jurnalis hari ini menghadapi tantangan berat di tengah derasnya arus informasi digital. Hal itu disampaikan Maemossa dalam press rilis yang bertepatan dengan peringatan nasional pada Selasa, (20/5/2025).
Menurut Loupatty, peran pers bukan sekadar menyampaikan berita, tetapi menjaga integritas demokrasi, memperkuat literasi publik, serta menjadi penyeimbang dalam kehidupan berbangsa.
“Kita bukan sekadar menyampaikan berita, tetapi menjaga integritas demokrasi dan memperkuat literasi publik,” tegas Loupatty dalam keterangannya kepada wartawan.
Fanny Leopatty, jurnalis kini dihadapkan pada era di mana kebenaran sering dikaburkan oleh opini yang menyesatkan, hoaks, dan ujaran kebencian.
Oleh karena itu, ia mengajak seluruh anggota PWI Sulut dan insan media untuk bangkit melawan disinformasi yang semakin masif.
“Dulu para tokoh pergerakan menerbitkan surat kabar sebagai alat perjuangan. Kini, kita jurnalis melanjutkan estafet itu, bukan lagi melawan penjajahan fisik, tapi penjajahan informasi palsu, ujaran kebencian, dan manipulasi kebenaran,” ujarnya.
Maemossa juga menekankan pentingnya integritas dalam profesi jurnalistik. Ia menyebut, jurnalis yang berani, jujur, dan cermat adalah fondasi utama dari pers yang sehat.
“Inilah saatnya kita bangkit. Jurnalisme yang bangkit akan membawa bangsa ini kuat. Mari kita jaga semangat kebangsaan melalui karya jurnalistik yang mencerahkan dan menyatukan,” pungkasnya.
Peringatan Hari Kebangkitan Nasional 2025 menjadi momen refleksi diri bagi dunia pers, bahwa kebangkitan bangsa tak terlepas dari peran media yang bebas namun bertanggung jawab.
Seruan Ketua PWI Sulawesi Utara Fanny Loupatty jadi pengingat bahwa kebebasan Pers harus dijaga dengan etika, bukan disalahgunakan untuk menyebar sensasi tanpa substansi yang jelas.
RED-MATARAKYATNEWS
Editor : Ferdi