Ditengah Sunyi Pegunungan Papua, Tangan-Tangan Prajurit Jadi Penawar Luka Rakyat

Papua, TNI / Polri2230 Dilihat

MEDIA MATARAKYATNEWS || Tangma, Papua – Ditengah sunyi dan teduhnya perbukitan Papua, saat kabut tipis menyelimuti Kampung Tangma, hadir sosok-sosok tak bersayap namun berjasa: para prajurit dari Satgas Yonif 644 Walet Sakti. Melalui Pos Pintu Angin Tangma, yang dipimpin oleh Lettu Inf Liswanda.A.A, mereka datang bukan membawa senjata, melainkan membawa harapan. Pengobatan gratis dan pelayanan kesehatan, bagi warga yang selama ini hidup dalam keterbatasan layanan medis.

Sejak pagi, satu per satu warga mulai berdatangan. Ada yang datang dengan terpincang, ada pula yang membawa anak kecil yang demam. Dengan senyum hangat, prajurit-prajurit ini menyambut mereka, memeriksa, memberikan obat, dan menyulut kembali semangat hidup mereka yang sempat redup.

Baca Juga  PROGRAM KETAHANAN PANGAN 2024, KOMANDAN LANAL RANAI PIMPIN LANGSUNG PENANAMAN JAGUNG

“Kami datang, bukan hanya sebagai pasukan pengaman. Kami datang juga sebagai saudara, membawa kepedulian dan kasih sayang untuk masyarakat yang kami jaga. Kesehatan adalah hak setiap warga, dan kami ingin memastikan mereka tak merasa sendiri,” ujar Lettu Inf Liswanda.A.A, matanya teduh menatap anak-anak yang antri untuk menerima pengobatan pengobatan.

Di wilayah yang jarang tersentuh pelayanan kesehatan modern, tindakan ini bagaikan embun penyejuk di padang gersang. Tidak sedikit warga yang menitikkan air mata haru, karena baru pertama kali merasakan sentuhan tangan-tangan yang peduli-yang datang bukan untuk memerintah, tapi melayani.

Baca Juga  WOW LUAR BIASA LINMAS DESA GUNUNG PUTRI, APRESIASI YANG SETINGGI-TINGGINYA ATAS KESIGAPAN DAN KETANGKASANNYA KURANG DARI 2JAM BERHASIL MEMBEKUK PARA PELAKU PERBUATAN ASUSILA TERHADAP SEORANG PEREMPUAN DIBAWAH UMUR

“Mereka datang bantu kami, tanpa minta bayaran. Anak saya bisa tidur tenang sekarang, tidak demam lagi. Saya tidak tahu harus bilang apa, cuma bisa berdoa semoga mereka semua selalu dilindungi Tuhan,” ungkap seorang warga dengan suara bergetar, enggan disebutkan namanya.

Kegiatan ini bukan sekadar pengobatan, tapi juga jembatan hati. Di tengah riuh dunia yang seringkali lupa akan pelosok, Satgas Yonif 644 Walet Sakti justru memilih hadir dalam senyap, menyembuhkan luka yang tak hanya di tubuh, tapi juga di jiwa.

Red-MATARAKYATNEWS
Rusmin Sanjata

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *