Miris. Aksi Keji Sekelompok Orang Yang di Duga Aparat Polisi Tembak Brutal Warga Desa Ratatotok Minahasa Tenggara

MEDIA MATARAKYATNEWS ||Ratatotok-Minahasa Tenggara, 15/5/2024 – Aksi Keji sekelompok orang yang diduga aparat Kepolisian menembaki secara Brutal warga di Desa Ratatotok . Puluhan warga Ratatotok yang sedang tidur sambil menjaga lahan milik Elisabeth Laluyan ditembak oleh Oknum polisi bayaran pada waktu subuh. (13/5/2024)

Diketahui pada hari Senin, 13 Mei 2024 tepatnya pukul 12.00 WITA, malam, sekelompok polisi bersenjata lengkap mirip KKB datang menyerang penjaga tanah Elisabeth Laluyan di lokasi Tanah Pasolo Desa Ratatotok 1 Kecamatan Ratatotok. Tanah sah milik Elisabeth Laluyan ini berdasarkan Akta Jual Beli Nomor: 24/AJB/RTTK/III/2010 yang sudah mendapat putusan hukum tetap. Informasi sumber resmi dari TKP

Baca Juga  Propam Diturunkan Lakukan Pengecekan di Lokasi Tambang Ratatotok. Humas Polda Sulut Tegaskan Tidak Ada Penembakan Oleh Anggota Kami Terhadap Warga

“Penyerangan terjadi disaat para penjaga tanah dalam keadaan tidur,” ujar saksi mata. Akibat, tindakan keji oknum kepolisian ini beberapa orang penjaga tanah menderita luka-luka. Sementara 1 orang bernama Jonly Gilon umur 40 tahun warga Minahasa Tenggara sampai saat ini belum ditemukan.

Adapun pihak Elisabeth Laluyan berharap agar lokasi tambang di Pasolo Ratatotok ditutup untuk sementara waktu oleh aparat Kepolisian dan pemerintah Minahasa Tenggara. “Seharusnya tidak ada lagi pihak-pihak yang diijinkan mengelola lokasi tersebut baik perusahaan maupun perorangan agar tidak terjadi perbuatan pidana yang mengakibatkan korban selanjutnya,” imbuh Kuasa Hukum Elisabeth Laluyan, Gerry Tamawiwi SH.

Baca Juga  Di Ikuti 15 Wilayah. Pemuda GMIM Tatelu Rayon 1 Akan Mengelar Pekan Olahraga Pemuda Rayon (POPR) di Minahasa Utara Tahun 2024. Ketua Ishak Tambani; Agar Panitia terus Bersinergi Untuk Sukseskan Ajang Bergengsi ini

Diketahui, lokasi tanah Elisabeth Laluyan dalam tiga bulan terakhir dirampas PT HWR yang belakangan diketahui milik WNA Singapura. HWR memakai tangan perempuan Conny Giroth melakukan pengerukan material emas dan merusak permukaan tanah dengan pengggalian dalam ukuran besar.

Oknum HWR juga disinyalir membayar mahal aparat kepolisian untuk menjaga semua titik akses masuk lokasi. Beberapa waktu lalu media memergoki beberapa personil Brimob bersenjata laras panjang tampak nencegat warga yang melintas ke lokasi. Tindakan tidak tahu malu itu memicu kecaman publik Sulut. “Negara bayar polisi untuk melindungi rakyat. Bukan menjaga mafia tambang, dan merampas tanah rakyat. Ini tidak boleh terjadi,” tegas Ketua Rakyat Antikorupsi Harianto Nanga.

Baca Juga  JAMES SUMENDAP RAYAKAN HUT KE-55 TAHUN SEKALIGUS OPEN HOUSE UNDANG SELURUH MASYARAKAT UNTUK SYUKURAN TAHUN BARU 2024

Sementara, pihak Polres Mitra melalui Kapolsek Ratatotok atas kejadian tersebut mengatakan, Polres Mitra langsung turun ke lokasi. “Kami lagi di lokasi untuk mengumpulkan keterangan,” kata Yudith singkat. sumber komentar id

Hingga berita ini di publish salah satu warga  bernama Jonly Gilon umur 40 tahun warga Minahasa Tenggara yang hilang saat kejadian, sampai saat ini belum ditemukan keberadaanya. (*)

 

RED MATARAKYATNEWS

Nj

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *