KOTA BATAM, KEPULAUAN RIAU || Media MatarakyatNews.com,05/10/2023 – Tanggul yang dibangun untuk menampung hasil pengerukan sedimen dari kolam Dermaga Utara Batuampar tenggelam. Sementara kolam dermaga yang direvitalisasi dengan menghabiskan dana Rp82 miliar tidak dapat disinggahi kapal kargo akibat gagalnya proyek yang memakan waktu hingga 3 tahun itu.
”Sangat disayangkan, proyek senilai Rp82 miliar dihentikan tanpa hasil, dan sekarang tanggul yang dibangun yang seharusnya menjadi container yard, gagal dibangun akibat pengerukan main-main yang dilakukan oleh BP Batam. Sebenarnya, bukan hanya proyek revitalisasi kolam dermaga yang membuat pelabuhan Batuampar tidak maksimal. Ada sederet proyek gagal di lokasi (pelabuhan) itu,” kata Ketua Barisan Kawal Demokrasi (Barikade) 98 Provinsi Kepulauan Riau, Rahmad Kurniawan, kepada wartawan, Kamis, 5/10/2023.
Kapal kargo berbadan besar terlihat hanya bisa berlabuh di separuh dermaga, sementara alat derek kontainer, Ship to Shore (STS) Crane, tidak beroperasi maksimal di dermaga utara Pelabuhan Batu Ampar. Padahal, alat berat produk Korea Selatan itu telah didatangkan pada April 2023 dan resmi beroperasi pada Jumat (1/9/2023). Pengadaan alat mutakhir dengan nilai sekitar Rp140 miliar itu, kata Rahmad Kurniawan, melengkapi kegagalan sejumlah proyek di Pelabuhan Batuampar.
”Ada sejumlah proyek yang dibangga-banggakan oleh BP Batam di Pelabuhan Batuampar, antara lain pembangunan Auto Gate System, proyek Ship to Ship-Floating Storage Unit (STS-FSU), proyek revitalisasi kolam dermaga utara, proyek revitalisasi dermaga utara, serta proyek pengadaan STS Crane. Semuanya kami nilai hanya berhasil pada perencanaan tetapi gagal dalam pelaksanaan,” kata Ketua Barisan Kawal Demokrasi (Barikade) 98 Provinsi Kepulauan Riau, Rahmad Kurniawan, kepada wartawan, Kamis, 5/10/2023.
Dalam catatan Barikade 98, sejak BP Batam dipimpin ex officio, hampir tidak ada proyek yang berjalan lancar dan mencapai sasaran. Proyek Auto Gate System yang menggunakan sistem otomasi barang masuk dan keluar misalnya, proyek itu gagal total. Gerbang elektronik yang akan merekam secara otomatis barang di dalam kontainer sehingga tidak perlu antrian direncanakan untuk menghadapi Batam Logistic Ecosystem (BLE) yang dicanangkan Menteri Koordinator Maritim dan Investasi.
Padahal, kata Rahmad Kurniawan, untuk proyek Auto Gate System itu, BP Batam telah membangun gerbang (gate) dan menyediakan Rp6,08 miliar. Tetapi kenyataannya, hingga pembangunan gate selesai pada 2021, tidak ada otomatisasi di gerbang itu. Peralatannya gagal diadakan, sehingga sampai sekarang proyek itu gagal total.
Pengembangan Pelabuhan Batuampar jangka pendek (2021-2025) direncanakan akan dimulai dengan memperkokoh Dermaga Utara sepanjang 700 meter; pembangunan lapangan peti kemas seluas 2-10 Ha; perkuatan dermaga utara lama sebagai terminal multipurpose sepanjang 408 meter dan pendalaman alur pelayaran kolam depan dermaga menjadi -8 Low Water Spring (LWS). ”Sekarang peralatan yang dibeli dengan investasi ratusan miliar, gagal total. Jika hanya mengangkut kontainer dari kapal ke daratan, untuk apa membeli STS Crane,” katanya.
Gagal Tetapi Dipuji ada apa kah gerangan?
Meski gagal, namun Kepala BP Batam dipuja-puji oleh para pejabat di BP Batam. Menurut Direktur Badan Usaha Pelabuhan (BUP) Dendi Gustinandar, sebelum dioperasikan STS Crane yang dibeli dari Korea Selatan itu telah melalui proses uji coba dan commissioning. ”Dibawah kepemimpinan Kepala BP Batam Bapak Muhammad Rudi, saat ini, BP Batam berupaya mewujudkan Pelabuhan Batu Ampar yang lebih modern dengan menggunakan teknologi terkini untuk mempercepat layanan bongkar muat peti kemas,” ujar Dendi.
STS Crane dengan bobot 760 ton ini, memiliki kemampuan bongkar muat hingga 35 box kontainer per jam. Sehingga dapat mempersingkat waktu tunggu atau dwelling time di Terminal Umum Batu Ampar. Tetapi faktanya, hampir setiap hari STS Crane tidak dioperasikan. ”Kami heran, mengapa Menteri Perhubungan tidak bertindak atas banyaknya masalah di pelabuhan Batuampar, khususnya di Dermaga Utara yang telah menghabiskan banyak investasi, tatapi tidak ada kemajuan yang signifikan,” kata Rahmad Kurniawan.
Menyinggung banyaknya proyek gagal di Pelabuhan Batuampar, media ini meminta konfirmasi kepada Direktur BUP BP Batam, Dendi Gustinandar. Media ini mempertanyakan berapa nilai investasi STS Crane yang telah beroperasi, dan mengapa tidak beroperasi maksimal serta apa sebabnya pendalaman kolam dermaga utara dihentikan, serta apa progres revitalisasi dermaga. Namun Dendi Gustinandar mengarahkan pertanyaan ditujukan ke Humas BP Batam Ariastuty Sirait.
Sayangnya, Ariastuty Sirait tidak memberi respon ketika ditanya masalah dermaga utara Batuampar. Sebagaimana diketahui, proyek revitalisasi berupa pendalaman alur di kolam dermaga Batuampar yang telah menghabiskan hampir Rp70 miliar, namun dihentikan tanpa hasil. Belakangan, BP Batam meminta audit dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Provinsi Kepulauanย Riau.ย (*)
Redaksi – MatarakyatNews.com
Hย Sย D